Jumat, 28 Februari 2014

tugas adverbia morfologi lanjut



Nama   : Suci Arvia Niti Alam
Kelas   : V1 c
Npm    : 126211329
Tugas Morfologi lanjut ADVERBIA
·         Adverbia yang berupa kata dasar
1.      Deene hampir wae nabrak dodolan kui (dia hampir saja menabrak penjual itu).
2.      Gadis kui ayu nemen (gadis itu sangat cantik).
3.      Ibuku wong wedok seng paleng ayu nang dunyo (ibuku wanita yang paling cantik di dunia).
4.      Dinda senantiasa nolong febi (dinda senantiasa menolong febi).
5.      Bapakku arep selak teko (ayahku akan segera datang).
6.      Adik tuku klambi anyar (adik membeli baju baru).
7.      Ani selalu wae apek karo susi (ani selalu saja baik kepada susi).
·         Adverbia yang berupa kata berakfiks
a.       Penambahan gabungan afiks se-nya pada kata dasar
8.      Apik e kita harus teko nang acara iku (sebaiknya kita harus datang pada acara itu).
9.      Sebenere aku ragu karo cah kae (sebenarnya saya meragukan orang itu).
10.  Seharuse koe endang teko (seharusnya kamu segera datang).
11.  Sesungguhe ora enek tuhan selain gusti allah (sesungguhnya tidak ada tuhan selain allah).
b.      Penambahan –nya pada kata dasar
12.  Koe iki ayu rupane (kamu ini cantik rupanya).
13.  Nek lagi gelut, biasane deene nangis (kalau lagi berantem biasanya dia akan menangis).
14.  Rasane deene tresno (rasanya dia jatuh cinta).
·         Adverbia yang berupa kata ulang
a.       Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar
15.  Awak dewe menek uwet duwor – duwor (kami memanjat pohon tinggi - tinggi).
16.  Meneng – meneng dee nyolong dompetku (diam – diam dia mencuri dompetku).
17.  Adikku meneng – meneng turu (adikku diam – diam tidur).
b.      Adverbia berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan prefiks se –
18.  Sepinter – pintere tupai mlompat pasti tibo juga (sepandai – pandai tupai melompat akan jatuh juga).
19.  Segalak – galak e ibu pasti ora bakal gebuk anak e (segalak – galaknya ibu tidak akan memukul anaknya).
20.  Sesabar – sabare ustad nek nesu bahani (sesabar – sabarnya kalau marah berbahaya).
c.       Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan sufiks –an
21.  Ibu nyeneni dee entek – enteken mau (ibu memarahinya habis – habisan tadi).
22.  Dee berjuang matek-matean demi lulus UN (ia berjuang mati – matian demi lulus UN).
23.  Aku dodolan cilik – cilikan nang kampus (saya berdagang kecil – kecilan di kampus).
24.  Adikku edan – edanan numpak motore (adikku gila – gilaan menaiki motornya).
·         Adverbia deverbal
25.  Deene terlalu cilik entok gebukan (ia terlalu dini untuk mendapat pukulan).
26.  Deene arep teko kiro – kiro jam wolu (dia akan datang kira – kira pukul delapan).
27.  Ngerti – ngerti aku ketibanan ranteng uwet (tahu – tahu saya kejatuhan ranting pohon).
·         Adverbia denomial
28.  Tanpa diroso rupa e deene nibakke awak dewe (tanpa di duga rupanya dia menjatuhkan kami).
29.  Agak e usule dee seng paleng tepat (agaknya usul dia yang paling tepat).
30.  Wong kae teko wengi – wengi (mereka datang malam - malam).
·         Adverbia denumeral
31.  Lebokke panganan kui loro – loro (masukkan kue itu dua – dua).
32.  Sitik – sitik deene jupok panganan (sedikit – sedikit ia mengambil makanan).
33.  Nek kerjo ojo setengah – setengah (kalau bekerja jangan setengah - setengah).
·         Adverbia keniscayaan
34.  Niscaya nek gusti allah wes ngehendaki maka opopun seng arep terjadi (niscaya jika allah sudah berkehendak maka apapun akan terjadi).
35.  Awak dewe pasti lulus SMA (kami pasti lulus SMA).
36.  Bapak pasti arep mraktekke awak dewe (ayah tentu akan memperhatikan kami).
·         Adverbia frekuentatif
37.  Adinda selalu teko tepat waktu (adinda selalu datang tepat waktu).
38.  Wong kae sering nyritakke mamakku (mereka sering menceritakan ibuku).
39.  Mahasiswa kae jarang teko (mahasiswa itu jarang datang).
40.  Kadang – kadang aku sering lali (kadang – kadang saya sering lupa).
·         Adverbia kualitatif
41.  Adik paling seneng maem sate (adik paling suka makan sate).
42.  Senyume paleng manis (senyumnya sangat manis).
43.  Dee luweh ganteng seko seng lain (dia lebih tampan dari yang lain).
44.  Dolanane kurang apek dino iki (permainannya kurang baik hari ini).
·         Adverbia kuantitatif
45.  Iwakke okeh tenan (ikannya banyak sekali).
46.  Tonggoku bagi panganan sitik tenan (tetanggaku membagi makanan sedikit sekali).
47.  Nek kiro – kiro ngrugekke awak dewe ora melu (kalau kira – kira merugikan kami tidak ikut).
48.  Panganan dino iki cukup sampe mengko wengi (makanan hari ini cukup sampai nanti malam).
·         Adverbia limitatif
49.  Mbak neng omah wae selagi mamak lungo (kakak dirumah saja selagi ibu pergi).
50.  Deene sekedar ngajak aku dolan (ia sekedar mengajak main).

Jumat, 14 Februari 2014

Tugas Morfologi Verba Bahasa Jawa



Nama   : Suci Arvia Niti Alam
Kelas   : 1V C
Npm    : 126211329
Tugas   : Morfologi Verba
Verba bahasa Jawa, karena tinggal didaerah transmigrasi, jadi lingkungan masyarakatnya menggunakan bahasa jawa, tidak ada yang menggunakan verba bahasa Ocu / Kampar.
·        Verba Proses
1.      Adik tibo seko uwet
Adik jatuh dari pohon, merupakan verba proses.
2.      Simamat mlayu nang lapangan
Simamat berlari di lapangan, merupakan verba proses karena ada yang mengejar.
3.      Ayah terbaring loro nang omah sakit
Ayah terbaring sakit di rumah sakit, merupakan verba proses
4.      Sinta teseh nyimak pelajaran
Sinta sedang menyimak pelajaran, merupakan verba proses
5.      Saya  teseh menulis cerpen
Saya sedang menulis cerpen, merupakan verba proses
6.      Ibu teseh menyapu lantai
Ibu sedang menyapu lantai, merupakan verba proses
7.      Adik teseh ndelok televisi
Adik sedang menonton televisi, merupakan verba proses
8.      Paman teseh mlaku neng kali
Paman sedang berjalan ke sungai, merupakan verba proses
9.      Adinda teseh mboco buku
Adinda sedang membaca buku, merupakan verba proses
1.      Ayah teseh tumbas lampu
Ayah sedang membeli lampu, merupakan verba proses

·        Verba Perbuatan
1.      Simbah kakung teseh mencangkul ten sawah
Kakek  sedang mencangkul di sawah, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang terjadi pada subjek? Atau apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan oleh kakek?
2.      Nenek mlaku neng pasar
Nenek jalan ke pasar, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan nenek?
3.      Ibu masak nang dapur
Ibu masak di dapur, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan ibu?
4.      Adik lungo ten pasar
Adik pergi ke pasar, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan oleh adik?
5.      Hanphone ne dinda bergetar
Hanphone dinda bergetar, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Atau apa yang terjadi pada subjek? Apa yang terjadi pada hanphone dinda?
6.      Kami mlayu isuk
Kami lari pagi, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan oleh mereka?
7.      Adik cilik kui lucu tenan toh
Adik kecil itu lucu sekali, merupakan verba perbuatan
8.      Penari kui lincah
Penari itu lincah, merupakan verba perbuatan
9.      Pengemis kae jalok maem
Pengemis itu minta makan, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan oleh pengemis?
10.  Adikku ngombe susu
Adik saya minum susu, merupakan verba perbuatan karena verba yang mengandung makna itu biaanya dapat menjawab pertanyaan, apa yang dilakukan oleh subjek? Apa yang dilakukan oleh pengemis?

·        Verba Keadaan
1.      Kucing ku matek mau isuk
Kucing saya mati tadi pagi, merupakan verba keadaan, karena suatu verba berwujud kata dasar, kata tanpa afiks, atau yang dengan afiks, hal itu tidak mempengaruhi makna inheren yang terkandung didalamnya. Verba yang mengandung makna keadaan umumnya tidak dapat menjawab kedua jenis pertanyaan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah. Verba keadaan menyatakan bahwa acuan verba berada dalam situasi tertentu.
2.      Ani berguna bagi nusa ro bangsa
Ani berguna bagi nusa dan bangsa, merupakan verba keadaan karena verba yang mengandung makna keadaan tidak dapat menjawab kedua jenis pertanyaan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah.
3.      Uwet kui menguning
Pohon itu menguning, merupakan verba keadaan karena menyatakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
4.      Andi seneng karo cah kae
Andi suka sama orang itu, merupakan verba keadaan karena verba yang mengandung makna keadaan tidak dapat menjawab kedua jenis pertanyaan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah.
5.      Godong uwet akasia kui rontok
Daun pohon akasia itu berguguran, merupakan verba keadaan karena menyatakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
6.      Kutup selatan kui paling adem
Kutup selatan itu terdingin, merupakan verba keadaan karena verba yang mengandung makna keadaan tidak dapat menjawab kedua jenis pertanyaan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah.
7.      Dalan kui paling sulit
Jalan itu tersulit, merupakan verba keadaan karena verba yang mengandung makna keadaan tidak dapat menjawab kedua jenis pertanyaan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah.
8.      Sepeda kae rusak
Sepeda itu rusak, merupakan verba keadaan karena menyatakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Dari keadaan yang baik ke keadaan yang buruk.
9.      Ayahku teseh mriang
Ayahku sedang sakit, merupakan verba keadaan karena menyatakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
10.  Pengemis kae kengelihan
Pengemis itu kelaperan, merupakan verba keadaan karena menyatakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.

·        Verba Ekatransitif
1.      Ibu teseh memasak sayur bayam
Ibu sedang memasak sayur bayam, merupakan verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (sayur bayam).
2.      Aku arep tuku buku anyar
Saya akan membeli buku baru, merupakan verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (buku baru).
3.      Siti iseh ngerjakke tugas
Siti sedang mengerjakan tugas, merupakan verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (tugas).
4.      Ayah gowoke oleh-oleh seko Jojga
Ayah membawakan oleh-oleh dari Jogja, merupakan verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (oleh-oleh) yang dilengkapi keterangan dari Jogja.
5.      Paman teseh ngapii omae
Paman sedang memperbaiki rumahnya, merupakan verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (memperbaiki rumahnya).

·        Verba dwitransitif
1.      Aku teseh jikok ke ibu klambi nang lemari
Saya sedang mengambilkan ibu baju dilemari, merupakan verba dwitransitif karena verba dwitransitif memiliki objek (ibu) dan pelengkap (baju di lemari).
2.      Ibu arep gowoke maem ge mbak ten omah sakit
Ibu akan membawakan makan untuk kakak di rumah sakit, merupakan verba dwitransitif karena verba dwitransitif memiliki objek (kakak) dan pelengkap (di rumah sakit).
3.      Budi arep ngenei andi buku anyar
Budi akan memberikan andi buku baru, merupakan verba dwitransitif karena verba dwitransitif memiliki objek (andi) dan pelengkap (buku baru).
4.      Ayah teseh golekke bibi omah baru
Ayah sedang mencarikan bibi rumah baru, merupakan verba dwitransitif karena verba dwitransitif memiliki objek (bibi) dan pelengkap (rumah baru).
5.      Ibu teseh nyelok adikku nang omah e tetonggo
Ibu sedang memanggil adik saya di rumah tetangga, merupakan verba dwitransitif karena verba dwitransitif memiliki objek (adik) dan pelengkap (di rumah tetangga).

·        Verba taktransitif
1.      Ibu pesen (bahwa) nek urep harus berbuat apek
Ibu berpesan (bahwa) dalam hidup harus berbuat baik, merupakan verba taktransitif karena berpesan (bahwa) verba taktransitif yang berpelengkap wajib yakni (dalam hidup harus berbuat baik).
2.      Paman kui ngadek
Paman itu berdiri, merupakan verba tak transitif yang tak berpelengkap.
3.      Dinda teseh mlayu
Dinda sedang berlari, merupakan verba tak transitif yang tak berpelengkap.
4.      Adik ketibanan ranting uwet
Adik kejatuhan ranting pohon, merupakan verba tak transitif karena kejatuhan memang diikuti nomina ranting pohon, tetapi nomina itu bukanlah objek dan karenanya tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, verba tak transitif ranting pohon merupakan pelengkap.
5.      Ijah nang omah keilangan cincin seng paling disayang
Ijah dirumah kehilangan cincin kesayangannya, merupakan verba tak transitif karena kehilangan memang diikuti nomina cincin kesayangan, tetapi nomina itu bukanlah objek dan karenanya tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, verba tak transitif cincin kesayangan merupakan pelengkap.